Thursday, April 05, 2018

SST

Berkat kemajuan teknologi elektronika daya, trafo elektronis atau SST (Solid State Tranformer) bisa mengatasi berbagai permasalahan pada trafo konvensional. Pada trafo elektronis, tegangan AC sumber disearahkan dengan menggunakan penyearah mode switching atau PWM. Karena bekerja pada mode switching, arus sumber penyearah bisa kita atur keseimbangannya, bentuk gelombangnya, maupun faktor-dayanya tanpa tergantung pada bebannya. Tegangan DC keluaran penyearah diubah menjadi tegangan AC frekuensi tinggi, puluhan kHz. Tegangan AC frekuensi tinggi ini menjadi tegangan primer trafo. Karena frekuensinya tinggi, ukuran trafo menjadi sangat kecil. Keluaran trafo selanjutnya disearahkan lagi menjadi tegangan DC. Selanjutnya tegangan DC ini diubah menjadi tegangan AC 50 Hz dengan besar dan bentuk yang bisa diatur dengan menggunakan inverter. Keseimbangan, besar, dan frekuensi tegangan keluaran inverter sama sekali tidak bergantung pada tegangan masukan trafo. Jadi selain lebih kecil ukurannya, trafo elektronis bisa:

i) mempunyai arus yang seimbang, sinusoidal, dangan faktor-daya seimbang tanpa tergantung bebannya

ii) mempunyai tegangan keluaran yang tetap, seimbang, dan sinusoidal tanpa tergantung pada sumbernya.

iii) mempunyai kemampuan mengatur daya yang mengalir.

iv) mampu membatasi arus hubungsingkat sesuai yang dikehendaki.

Berkat kemampuan ini, SST bukan lagi komponen pasif dan menjadi key enabler smartgrids. Ini akan menjadi tantangan tersendiri bagaimana merepresentasikan SST dalam berbagai studi sistem tenaga listrik.