Wednesday, June 29, 2005

VPN ( Virtual Privat Network)

VPN menjadi hal yang paling diminati pada akhir-akhir ini. Beberapa artikel di
detik.com menyebutkan mengenai Telkom yang menyediakan layanan VPN, kemudian
ada artikel lain lagi yang menyebutkan Cisco akan berkonsentrasi pada produk
VPN.

Mengapa VPN begitu menarik pada akhir-akhir ini ?
Banyak perusahaan pada akhir-akhir ini sadar bahwa pengembangan jaringan untuk
kemajuan perusahaan adalah hal yang penting. Tetapi penyelenggaraan jaringan
bukanlah hal yang mudah dan sekaligus tidak murah. Terutama penyelenggaraan
jaringan sendiri (privat network) adalah hal yang mahal, karena semua
infrastruktur harus dibangun sendiri. Kalaupun bisa menyewa semuanya harga
yang harus dibayrpun tidaklah sedikit.

Jaringan internet adalah jaringan milik publik yang tersedia dimana-mana saat
ini. Yang pertama disadari oleh banyak orang sekarang ini adalah informasi
yang melimpah dari internet tersebut. Dibalik itu beberapa pihak yang bekerja
untuk jaringan melihat potensi yang lain dari internet ini. Mereka bisa
mendapatkan koneksi langsung dengan harga yang cukup murah karena dipakai
seperlunya dan bersama-sama. Disini bisa dilakukan beberapa aktifitas
langsung seperti transfer file, kirim email, dan beberapa kegiatan lain
dengan kolega mereka antar perusahaan yang berlainan lokasi dengan jarak yang
relatif jauh. Kebutuhan akan hubungan ini makin lama makin meningkat. Ide
untuk membuat jaringan privat juga makin besar. Tetapi perhitungan biaya
seringkali sulit untuk mewujudkan keinginan ini. Dari sini maka kemudian
timbul ide VPN. Bagaimana bisa mengakses file atau aplikasi di dalam jaringan
perusahaan dari luar adalah hal yang selalu diinginkan setiap perusahaan.

VPN mewujudkan hal tersebut. Jaringan internet dipakai sebagai basis jaringan
untuk membuat jaringan privat. Dengan adanya VPN ini dari sisi remote maka
bisa mengakses jaringan internal kantor pusat dengan biaya relatif murah,
hanya membutuhkan jaringan internet untuk mewujudkan hal tersebut.

Skema diagram dibawah ini adalah ide dasar dari VPN.

Ide dasar ini adalah bagaimana mengakses file atau computer yang berada
didalam network sebuah kantor oleh komputer yang terhubung dalam internet. IP
yang ada di kantor adalah IP privat dan kantor tersebut terhubung dengan satu
IP publik ke internet.

Jika dilihat konfigurasi dari client misalnya berupa notebook maka akan ada
dua IP yang ada disana. Satu IP privat untuk sambungan langsung ke internet,
dan satu lagi adalah IP privat yang sama dengan subnet dari IP privat kantor
tersebut. Cara ini biasa disebut dengan tunneling. IP privat ditumpangkan ke
IP publik kemudian kedua jaringan ini saling berhubungan seolah-olah notebook
tersebut bagian dari jaringan kantor. Dengan cara ini notebook tersebut dapat
mengakses network kantor.

Ide berikutnya adalah bagaimana jika dua kantor bisa saling berhubungan. Pada
kondisi ini banyak kantor memakai hubungan secara langsung dan tertutup.
Contoh hubungan ini antara 2 kantor tersebut terhubung dengan koneksi tetap
misalnya leased line, frame relay, VSAT, radio Link atau koneksi yang lain.
Jika jaraknya dekat, atau kantor sedikit, mungkin biaya hubungan langsung
tertutup ini jauh lebih murah. Juga jaringan tersebut relatif lebih aman dari
gangguan luar. Ada kasus dimana kantor tersebut hanya membutuhkan waktu
tertentu saja (on demand), atau karena jarak yang jauh biaya sambung langsung
menjadi sangat mahal. Salah satu jawaban dari pertanyaan terebut adalah
dengan VPN (Virtual Privat Network). Kedua lokasi tersebut saling dihubungkan
oleh internet. Kemudian untuk saling berhubungan maka dijembatani oleh VPN.

Masalah terbesar dalam VPN ini adalah masalah keamanan dan bandwidth. Masalah
keamanan bahwa jaringan yang terhubung ke internet tidak pernah bisa 100%
aman. Walaupun banyak vendor menawarkan bentuk security yang berupa
bermacam-macam jenis firewall atau teknik lain untuk mencegah ada intervensi
dari pihak luar kedalam jaringan kantor perusahaan tersebut, masalah keamanan
selalu cukup menakutkan bagi sebagian besar perusahaan. Tetapi jika masalah
ini bukan merupakan prioritas utama maka VPN ini boleh dilihat untuk
pengembangan jaringan antar perusahaan. Masalah berikutnya adalah masalah
bandwidth, sesuai dengan sifat dari internet yang merupakan sharing bandwith,
maka ketersediaan bandwidth juga menjadi kendala. Ada beberapa teknik untuk
menyediakan bandwidth minimum yang biasa disebut QOS (Quality of Service).
Kembali lagi masalah biaya. Penyediaan bandwidth akan meningkatkan biaya.

Internet Protocol Virtual Private Network (IP VPN)
http://www.gematel.com/Edisi30/Analisis%20Teknologi/analisis2.html

Voice over IP 
http://www.gematel.com/Edisi28/Analisis%20Teknologi/analisis1.html

Aplikasi VoIP di Masa Depan
http://www.gematel.com/Edisi29/Artikel%20Lepas/lepas3.html

--
rgds,

Wahyu
http://www.satelkom.com
http://www.telesindo.com

VoIP - VoIP - an

Masih bentuk kotor belum dirapiin

On Thursday 24 March 2005 09:44, you wrote:
> Pak Wahyu Yth,
> Terima kasih atas jawaban e-mailnya di milis. Sepertinya lebih enak kalau
> dilanjutkan di Japri saja ya..
Iya pak, cuman say nggak nyangka kalau bapak di kota Baubau di Sulawesi
Tenggara di pulau Buton..

Saya juga tidak punya gambaran bahkan secara umum infrastruktur yang ada
disana, karena gambaran ini juga akan menjadi solusi yang bisa diberikan..

Yang pertama adalah seberapa canggih ketersediaan perangkat telkom di
bau-bau..

Dari beberapa model PABX ada model model yang support DID..
Dengan support DID (saya lupa singkatan dari apa) maka nomor di pabx
integrated dengan nomor dari telkom, misal nomor extension di pabx 2xx sampai
5xx
Nanti dapat nomor dari telkom adalah 3452xx sampai 3455xx dengan masing-masing
nomor 2xx dan 5xx langsung ke extension yang dimaksud..

apakah tersedia link E1 ??
E1 salah satu bentuk link data, umumnya sebesar 2Mbps, dan berupa 30 link
masing-masing 64kbps atau 30 link Voice
Kalau untuk ISP ini umumnya dipakai untuk host dial-up, kabel yang ditarik
dari telkom pun hanya 1 set, untuk 30 koneksi, sehingga bisa menghemat
perangkat dan membuat konfigurasi menjadi lebih sederhana..

Apakah bapak mau membuat system telp sendiri untuk linkup tersebut

Sorry pak nanti sambung lagi, jawabnnya mungkin panjang nih..
Saya harus keluar kantor dulu..

>
> Sekarang konek ke telkom mau lewat mana ??
> - cari daaerah yang gampang dapet nomor telp, sekarang sih banyak pilihan,
> termasuk Fixed wirelles terminal dari starone, esia flexy dll, dari mall
> tersebut ke tempat yang ada telp banyak itu tarik link data...
>
> > Di website satelkom ada peralatan ini kan? Berapa harganya?
>
> - cari provider voip terdekat, minta data apa saja yang diperlukan jika mau
> memakai koneksinya berupa link data, bukan link analog..
>
> Bisa bantu dimana ada provider voip yang murmer? Lokasi saya di Kota Baubau
> - Sulawesi Tenggara..
>
>
> Dengan asumsi koneksi average 20% pada saat yang bersamaan, maka link data
> untuk 60 line dibutuhkan sekitar 900kbps dibultin aja 1 mbps
> Daripada pake link internet yang mahal, lebih baik dicoba alternatif lain
> tanpa internet untuk Voice ini karena biaya link saja jauh lebih murah
> daripada link tersebut ada isi internetnya..
>
> Dimana ada perusahaan yang menyediakan layanan ini? Apa bisa bantu juga?
> Atau Satelkom juga menyediakan layanan tsb?
>
>
> Pendapat saya pribadi alternatif mencari daerah yang mudah mendapatkan line
> telp lebih realible, karena perkiraan di mall tersebut akan banyak
> berhubungan tlp dalam kota saja, dibandingkan interlokal atau
> internasional..
>
> Betul pak!
>
>
> scemanya:
> 300 line <<-->> pabx <<-- >> 20 line VoIP <<-->>ink data<<-->> 20 line VoIP
> <<-->> 20 line telkom..
>
> Dari pengalaman Bapak, merk apa PABX yang bagus dan butuh berapa buah?
>

Lanjut ya pak..
Untuk sisi client, dalam hal ini unit-unit ruko tersebut..
Ada beberapa model, yaitu memakai solusi VoIP atau memakai PABX konvensional..

PABX saya kurang menguasai, pertimbangan ini kebanyakan hanya berdasarkan
logika saja.
Untuk jumlah 300 nomor sebaiknya di pakai PABX yang kelas enteprise..
Dengan kelas yang lumyan tinggi, jumlah co trunk & jumlah extension basicnya
sudah tersedia cukup banyak..
Ada koneksi interface keberapa macam jenis koneksi
Features sudah termasuk didalamnya dan umumnya cukup lengkap, sperti
pengaturan nomor yang disesuikan dengan kelompok yang diinginkan, mungkin ada
caller id, billing system mungkin juga sudah include, party call.. dan
beberapa macam fetures lagi yang mungkin berguna & dibutuhkan..

Salah satu masalah yang utama dari sistem pabx konvensional adalah kabel ke
client yang cukup rumit dan memakan biaya cukup besar..
Kable pabx umumnya berkumpul semua disatu titik yaitu di pabx itu, kebayang
donk 300 kable di satu lokasi cukup bikin kusut kalau dari awal tidak ditata
dengan bagus..
Kabel ini juga memerlukan maintenance agar suara yang dihasilkan selalu
prima..

Solusi VoIP:
Paling utama kelemahan dari VoIP adalah features dari yang sangat sederhana.
VoIP dalam bentuk dasar hanyalah seperti PABX murahan saja. Penambahan
software pembantu semacam Asterix atau GNUGK, serta software sejenis adalah
sangat membantu meningkatkan features dari VoIP..
Keunggulan dari VoIP adalah kabel data yang flesible, bisa memakai kabel UTP
biasa, atau bisa juga memakai wifi, selama ada koneksi ethernet maka VoIP
bisa dipasang..
Hanya masalah box voip umumnya satu box kecil berisi 2 port voice, atau malah
4 port voice, sehingga jika setiap kios hanya mendapat satu nomor, 1 box voip
harus ditarik kabel analog telp ke 4 kios tersebut..

Solusi PABX dengan features VoIP
Ada beberapa PABX kelas enteprise yang mempunyai fetures tambahan berupa
VoIP..
Solusi ini cukup baik untuk pengabungan PABX dan VoIP..
Salah satu kelemahan adalah fetures VoIP yang mereka punyai kadang ala
kadarnya, misal codec tidak bisa mengkompres sampai kecil yang mungkin..
Konsentrasi mereka lebih kepada Features PABX dibandingkan Features VoIP-nya..

Untuk kelas besar PABX yang umum yang saya ketahui:
Lucent (dahulu AT&T)
NT
Alcatel
dan yang lain saya lupa ada beberapa yang memang spesialis di pabx besar..

Sedangkan panasonic yang sangat populer di Indonesia, umumnya hanya untuk
kelas menengah bawah (kriteria dibawah 100 extension)

Ntar ya pa, saya harus keluar kantor lagi, sambungan berikutnya koneksi ke
telkom lokal dan koneksi ke VoIP provider..

OK pak saya lanjut..

Bergantung dari pada jenis PABX yang dipakai, ada beberap macam interface
untuk terhubung dengan link lokal
- Langsung, seperti PABX normal, link dari telkom langsung masuk ke dalam PABX
melalui CO-Trunk yang ada, jika permintaan memang besar, umumnya telko mau
memberikan link langsung dalam jumlah banyak, biasanya tergantung dari type
switch yang ada di sto telkom permintaan minimum berapa yang akan mereka
layani, jika masih ada slot kosong, dan slot kosong tinggal menambah module,
sedangkan jika slot kosong telah habis, expand perangkat akan cukup mahal
maka mereka akan berkilah sambungan habis..
Umumnya penambahan satu slot jika ada permintaan minimum 8 nomor..
- Sambungan dengan link khusus yang berkapasitas besar, saya belum sempat
mencari lagi referensi yang ini, untuk model sambungan ini ada sambungan
langsung ke telkom berupa satu link berkapasitas besar, nomor tetap ada di
sisi pabx, atau sambungan dengan DID seperti email saya sebelumnya. Sambungan
seperti ini saya pernah melihat di salah satu aperment di jakarta,
kemungkinan besar E1, infrastruktur hanya berupa 1 pair kabel berkapasitas 2
meg. Jumlah pengguna sekitar 100-an nomor, tetapi link hanya berkapasitas
10-sampai 20 sambungan saja..
- Mencari lokasi yang bisa untuk telp lokal dalam jumlah banyak, dihubungkan
dengan VoIP.. Untuk hal seperti ini sebagai misal, di sebelah kantor telkom,
bisa mendapatkan 20 nomor secara konvensional, sebaiknya sewa atau beli
lokasi tersebut, semua link telkom dijatuhkan di titik tersebut, Lokasi
telkom dan lokasi kios dihubungkan dengan link data (jika memungkinkan dengan
wifi maka biaya hanya invetasi perangkat tanpa biaya bulanan). Ditiap lokasi
dipasang perangkat VoIP, jadi seolah-olah link telkom di lokasi telkom
diperpanjang dengan perangkat VoIP ke lokasi kios, baru kemudain masuk ke
pabx di lokasi kios..
-Untuk koneksi lokal kemungkinan yang terbaik adalah mendapatkan link E1
dengan DID, karena besar untuk 300-an nomor kemungkinan besar telkom akan
bersedia..

Koneksi ke provider VoIP
Provider VoIP ini dalam hal ini adalah penyedia hubungan dengan teknologi VoIp
yang menghubungkan antar kota dengan biaya ringan..
Pilihan penyedia VoIP provider:
- Jika ada memakai VoIP provider yang tersedia di lokasi
- Meminta VoIP provider membuka cabang di bau-bau,
- Memakai VoIP provider dikota lain yang link permanentnya bisa berbiaya
rendah..
- Memakai VoIP provider langsung di jakarta dengan link VSAT
- Meamkai VoIP privider yang sekaligus sebagai ISP...

Hubungan ke VoIP provider dengan cara sebagai berikut:
- Secara konvensional, dari sisi kios menelpon nomor telp tertentu seperti
sekarang ini, berarti melewati jalur lokal telkom untuk berhubungan ke VoIP
provider..
- Langsung dengan data link ke VoIP provider, dalam hal ini perangkat VoIP di
lokasi kios sebagai client dari perangkat VoIP di sisi VoIP provider..
Untuk hubungan ini perlu adanya kerjasama dengan VoIP provider
perangkat-perangkat yang kompatibel satu sama lain, juga tentang perjanjian
biling & konekstivitas lainnya..

-Untuk VoIP provider yang juga sebagai ISP akan bisa didapat 2 fungsi
sekaligus, yaitu link bisa diisi data internet & sekaligus sebagai link
VoIP.. Untuk yang ini saya belum pernah melakukan survey ssap saja yang bisa
menyediakan, saya hanya pernah mendapat brosur dari centrin kalau mereka
menyediakan VoIP, mungkin bisa mencoba kontok bagaimana mendapatkan link
internet sekaligus terhubung dengan VoIP..

Seilahkan pak sepertinya semua tulisan saya sudah cukup lengkap. Kalau ada
yang mau ditanyakan silahkan saja langsung ditanya pak...