Friday, June 03, 2005

How to Get Rich by Donald Trump


Subject: [manajemen] [Book Review] How to Get Rich by Donald Trump
Date: Wednesday 01 June 2005 21:07
From: "togap_siagian"

Donald Trump. Mendengar nama ini, umumnya orang teringat pada sosok
dengan rambut yang aneh dan tampang yang serius. Selain itu, dia juga
mengingatkan pada sosok pengusaha konstruksi yang sangat sukses.
Ditambah lagi dengan keterlibatannya sebagai juri pada acara TV "The
Apprentice" yang selalu memecat salah satu peserta di akhir setiap
seri. Sukses. Menarik. Dan tentunya sangat kaya.

Tapi ternyata Donald Trump pernah merasa menjadi orang yang jauh
lebih miskin dari seorang gembel di pinggiran jalan di Manhattan. Ini
yang dirasakannya saat hutangnya yang sekitar $90 milyar telah jatuh
tempo dan gagal dibayar. Donald melihat seorang pengemis dan
berpikir,"Dia lebih kaya $90 milyar dibanding diriku". Tapi kemudian,
dengan kepiawaiannya bernegosiasi dan kehandalannya dalam membina
hubungan interpersonal, Donald berhasil membayar hutang-hutangnya.
Bukan hanya itu, Donald bahkan menjadi lebih kaya lagi dengan aset
properti yang tersebar dari New York di ujung timur ke California di
ujung barat.

Cerita - cerita sukses dan getir inilah yang mewarnai buku "How to
Get Rich" karangan Donald Trump bersama dibantu Meredith McIver. Buku
ini dipenuhi dengan ide-ide dari Donald Trump tentang apa yang telah
dilakukannya untuk menjadi Donald Trump sekarang. Anda dapat
mengetahui apa yang telah dilakukan Donald untuk mengembangkan bisnis
yang diterimanya dari orang tuanya dahulu menjadi jauh elbih besar.

Salah satu hal yang menarik dari Donald Trump adalah keberhasilannya
menciptakan merek diri, atau yang sering dikenal dengan personal
branding. Branding yang dilakukannya atas dirinya sendiri sangat
berhasil sehingga setiap properti yang memasang nama Trump menjadi
properti yang bernilai sangat tinggi dan diperebutkan oleh para
milyarder dunia. Contohnya, sebuah bangunan di pusat kota Manhattan
yang dibelinya dari sebuah perusahaan perkeretaapian yang tidak mampu
membayar hutang dikembangkannya menjadi bangunan kantor dan
apartemen. Dengan intuisinya yang tajam dan nama besarnya, Trump
berhasil membuat bangunan tersebut menjadi aset yang sangat mahal
dengan keuntungan berlipat ganda dibanding harga pembeliannya.

Trump juga mengajarkan pentingnya memperhatikan kualitas dari
karyawan kita. Menggemakan apa yang telah banyak dianjurkan oleh
pakar-pakar manajemen dunia, Trump menasehatkan agar para manajer
tidak memberikan toleransi dalam hal memilih karyawan. Baginya ini
sangat penting. Trump menasihatkan agar setiap pemimpin benar-benar
berusaha untuk mencari karyawan yang terbaik bagi setiap posisi,
karena pada akhirnya pemimpinlah yang akan merasakan keuntungan (atau
kerugian) dari kualitas karyawan yang telah dipilihnya. Karenanya,
bagi Trump, salah satu tugas utamanya adalah memastikan bahwa proses
seleksi dan rekruting berjalan dengan baik.

Selain dari butir-butir manajemen dan kepemimpinan, dalam "How to Get
Rich" Trump juga menceritakan apa yang dilakukannya dalam satu
minggu....

Baca selanjutnya di http://leadershipinfo.blogspot.com.

Pemimpin Adalah Pelaku (Peter F. Drucker, A NewParadigm of Leadership)


Date: Thursday 02 June 2005 16:19
From: "Mohamad Yunus, Mr"

PEMIMPIN ADALAH PELAKU
Peter F. Drucker

Di atas segalanya, pemimpin bertindak sebagai pelaku, dan mereka
melakukan
satu hal yang dapat mereka melakukan dengan sempurna, yaitu membuat
perbedaan.

Selama bertahun-tahun, saya berdiskusi dengan puluhan, bahkan mungkin
ratusan, pemimpin mengenai peran, saran-saran dan kinerja mereka. Saya
telah
bekerja dengan perusahaan manufaktur raksasa dan perusahaan kecil,
dengan
organisasi yang mencakup seluruh dunia. Saya telah bekerja dengan
sejumlah
eksekutif yang luar biasa cerdas dan sejumlah kecil yang biasa-biasa
saja,
dengan orang yang pandai berbicara soal kepemimpinan, dan dengan
orang-orang
yang tampaknya tidak pernah memikirkan diri mereka sebagai pemimpin atau

setidaknya jaranb berbicara soal kepemimpinan.

Pelajaran yang muncul jelas sekali. Pertama, adalah mungkin ada
"pemimpin
yang dilahirkan", namun jumlahnya terlalu sedikit untuk diandalkan.
Kepemimpinan harus dipelajari dan dapat dipelajari. Namun, pelajaran
besar
kedua adalah bahwa "kepribadian kepemimpinan", "gaya kepemimpinan", dan
"sifat kepemimpinan", sesungguhnya TIDAK PERNAH ADA. Di antara sekian
banyak
pemimpin efektif yang pernah saya temui dan bekerja sama selama setengah

abad ini, sebagian mengunci diri di dalam kantor dan yang lainnya
bergaul
secara berlebihan. Sebagian (walaupun tidak banyak) adalah "orang yang
baik
hati", dan yang lainnya merupakan penganut disiplin yang keras. Sebagian

bertindak cepat dan spontan; yang lainnya berulang kali mempelajari
berbagai
hal sehingga butuh waktu lama untuk mengambil keputusan. Sebagian
bersikap
hangat; yang lainnya tetap menjaga jarak. Sebagian segera membicarakan
keluarga mereka; yang lain tidak pernah menyinggung apa pun selain tugas

yang tengah dikerjakan.

Sebagian pemimpin sangat membosankan - meski hal ini tidak mempengaruhi
kinerja mereka. Sebagian lagi berupaya menghilangkan jejak mereka ketika

terjadi kegagalan - itu juga tidak mempengaruhi kinerja mereka sebagai
pemimpin. Sebagian menjalani kehidupan pribadi yang sangat sederhana,
bagaikan pertapa di padang gurun; yang lainnya suka pamer, suka mencari
kesenangan dan terang-terangan menyebutkan hal itu pada setiap
kesempatan.
Sebagian adalah pendengar yang baik, namun di antara pemimpin yang
paling
efektif yang pernah bekerja dengan saya, ada juga beberapa orang
penyendiri
yang hanya mendengarkan suara hati mereka sendiri.

Satu-satunya sifat kepribadian yang sama-sama dimiliki pemimpin yang
pernah
saya jumpai adalah sesuatu yang tidak mereka miliki: mereka TIDAK
memiliki
KARISMA dan sedikit sekali yang menggunakan istilah itu maupun maknanya.

EMPAT HAL YANG HARUS DIKENALI

Semua pemimpin efektif yang saya jumpai, baik yang bekerja sama dengan
saya
maupun yang semata-mata saya amati, mengetahui empat hal sederhana:

1--Satu-satunya definisi dari seorang pemimpin adalah seseorang yang
memiliki pengikut. Sebagian orang adalah pemikir. Sebagian lain adalah
nabi.
Kedua peran itu penting. Namun, tanpa pengikut, tidak ada pemimpin.

2--Seorang pemimpin yang efektif bukanlah seseorang yang disukai atau
dikagumi. Ia adalah seseorang yang pengikutnya melakukan hal yang tepat.

Kepopuleran bukanlah kepemimpinan. Hasil adalah kepemimpinan itu.

3--Pemimpin sangat terlihat jelas. Oleh karena itu, mereka memberikan
teladan.

4--Kepemimpinan bukanlah masalah peringkat, hak istimewa, gelar, atau
uang.
Kepemimpinan adalah tanggung jawab.

Terlepas dari keragaman yang nyaris tanpa batas dengan menghormati
kepribadian, gaya, kemauan, dan minat, pemimpin efektif bertingkah laku
sangat mirip seperti ini:

a--Mereka tidak memulai dengan pertanyaan, "Apa yang saya inginkan?"
Mereka
memulai dengan bertanya, "Apa yang perlu saya lakukan?"

b--Kemudian mereka bertanya, "Apa yang dapat dan harus saya lakukan
untuk
membuat perbedaan?" Hal ini harus merupakan sesuatu yang perlu dilakukan

sekaligus sesuai dengan kekuatan sang pemimpin dan gayanya yang paling
efektif.

c--Mereka selalu bertanya, "Apa misi dan sasaran organisasi? Apa yang
membentuk kinerja dan hasil dalam organisasi ini?"

d--Mereka sangat mentoleransi keragaman orang-orang dan tidak mencari
jiplakan yang sama dengan diri mereka sendiri. Bahkan jarang sekali
mereka
bertanya, "Apakah saya menyukai orang ini atau tidak?" Namun, mereka
sepenuhnya, dengan keras, tidak bertoleransi jika hal itu menyangkut
kinerja, standar, dan nilai yang dianut seseorang.

e--Mereka tidak takut akan kekuatan rekan-rekan mereka. Mereka bangga
akan
kekuatan itu. Entah mereka pernah mendengarnya atau tidak, moto mereka
adalah semua hal yang ingin dicantumkan oleh Andrew Carnegie di atas
batu
nisannya: "Di sini terbaring seseorang yang menarik orang-orang yang
lebih
baik daripada dirinya untuk bekerja padanya."

f--Mereka memastikan bahwa orang yang mereka lihat di dalam cermin pada
pagi
hari adalah jenis orang yang mereka inginkan. Dengan jalan ini mereka
melindungi diri dari godaan terbesar yang dihadapi oleh seorang
pemimpin:
melakukan berbagai hal yang populer daripada yang tepat, dan melakukan
hal-hal yang kurang penting, biasa-biasa, dan bermutu rendah.

g--Akhirnya, pemimpin efektif bukanlah pengkhotbah, mereka adalah
pelaku.
Pemimpin efektif mendelegasikan banyak hal baik. Mereka harus
melakukannya
atau mereka akan terbenam dalam setumpuk hal remeh. Namun, mereka tidak
mendelegasikan satu hal yang dapat mereka lakukan dengan sempurna;
satu-satunya hal yang akan membuat perbedaan, satu hal yang akan
menetapkan
standard, satu hal yang ingin orang-orang kenang dari mereka. Mereka
melakukannya.

Tidak masalah anda bekerja di organisasi seperti apa; anda akan
menemukan
peluang untuk belajar mengenai kepemimpinan dari semua organisasi, baik
itu
pemerintah, swasta, dan nirlaba.

Saya menantang anda untuk bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan di
dalam
organisasi saya yang akan benar-benar membuat perbedaan? Bagaimana saya
dapat sungguh-sungguh menetapkan teladan?"

Saya juga berharap bahwa di kemudian hari anda akan melakukannya.

(Disadur dari: Peter F. Drucker, Pemimpin Adalah Pelaku. Buku: A New
Paradigm of Leadership, Editor: Ken Shelton. Penerbit: Elexmedia
Komputindo)

Salam,

Mohamad Yunus
HR Manager
PT Widatra Bhakti
Wisma Tugu Raden Saleh 6th Fl.
Jl. Raden Saleh No. 44
Jakarta 10330
Indonesia

Thursday, June 02, 2005

Bandwidth murah untuk pendidikan.

Ada gosip (karena masih samar-samar) Diknas konon memakai teknologi ini untuk mendistribusikan materi-materi pendidikan yang sudah dibeli copyright-nya

Mudah-mudahan gosip tersebut benar


Latar Belakang
Kebutuhan akan informasi semakin lama semakin tinggi. Internet adalah bentuk
informasi yang tersedia diseluruh dunia dan saling berhubungan satu dengan
yang lain. Sementara itu di Indonesia negara dengan banyak kepulauan dan
dengan wilayah yang sangat luas membuat. Ketersediaan informasi di setiap
daerah menjadi sangat sulit dijangkau. Dunia pendidikan juga mengalami hal
yang sama. Distribusi informasi menjadi kendala utama. Silabus, materi
pengajaran pada beberapa daerah menjadi sulit dan tertinggal.
Untungnya informasi yang dibutuhkan tersebut tidak selamanya harus dua arah.
Dari pemantauan kondisi pengaksesan internet secara umum lebih banyak yang
menerima dibandingkan yang mengirim. Karakteristik internet di Indonesia
adalah jauh lebih besar menerima daripada mengirim. Hasil ini menunjukan
kemungkinan penyediaan informasi satu arah saja. Informasi ini disebarkan
secara serentak ke banyak titik secara sekaligus. Untuk kondisi ini
penyebaran informasi yang mudah, relatif murah, cepat akan menjadi kebutuhan
yang didambakan dunia pendidikan. Solusi yang ditawarkan dalam makalah ini
adalah untuk mengurangi kesenjangan dari pengiriman informasi ke seluruh
daerah di Indonesia.

Produk
Pada umumnya berita yang dibutuhkan adalah satu arah dan ada kecenderungan
untuk mendapatkan berita dari tempat yang sama. Dari karakteristik ini salah
satu alternatif adalah penyampaian data secara sekaligus ke banyak titik.
Walupun ada beberapa kekurangan, tetapi aspek penyampaian informasi secara
cepat dapat dicapai. Sedangkan kategori murah hanya bisa dipakai jika jumlah
pemakai mencapai titik tertentu. Metoda penyebaran yang dipakai adalah oneway
dvb dikombinasikan dengan multicast.
Data yang akan dikirimkan di tampung semuanya ke sebuah system yang nantinya
akan memancarkan secara sekaligus ke banyak titik tersebut

Prospek Bisnis
Secara umum untuk pendidikan lebih banyak aspek sosial dibandingkan murni
secara bisnis. Keuntungan yang akan dicapai mungkin tidak akan terlalu besar,
tetapi efek yang ditimbulkan jauh lebih besar dari pada bisnis untuk
menjalankannya. Efek dari percepatan informasi akan mampu meningkatkan
performa dari dunia pendidikan.
Penyelenggaran dari one way DVB dikombinasikan dengan multicast bisa merupakan
badan usaha sendiri, VSAT provider, atau oleh badan negara penyelenggara
pendidikan. Ada 3 pihak yang akan dilibatkan dari penyelenggaraan ini:
Penyedia isi, VSAT provider, dan pemakai.
Dengan system seperti ini, maka jumlah pengguna akan sangat menentukan tingkat
ekonomis yang akan dicapai. Semakin besar jumlah pengguna maka biaya yang
dikeluarkan oleh user akan semakin kecil.

Dalam bentuk penyediaan bandwidth murah untuk pendidikan, dibentuk sebuah
badan yang akan menfasilitasi penyedian bandwidth murah ini. Badan ini akan
menampung content yang didapat dari pusat lembaga pendidikan dan akan
menyebarkan kepada yang membutuhkan. Dengan bentuk seperti ini maka
penyampaian data bisa bersatu dan dapat disalurkan dengan efisien.

Perkiraan perhitungan biaya

Operasional dari badan ini terdiri dari:
Biaya ruangan dan biaya operasinal sehari-hari
Biaya komunikasi

Biaya komunikasi meliputi
Biaya dari penyedian isi sampai ke Badan
Biaya dari badan ke tempat penyedia layanan VSAT
Biaya penyewaan bandwidth Vsat yang terpakai.

Perkiraan biaya ruangan dan biaya sehari-hari
Biaya sewa ruangan Rp. 15 juta sebulan
Biaya pelaksana operasional terdiri dari 10 orang @ Rp. 3.000.000,- total Rp
30.000.000,- sebulan
Perangkat keras dan lunak yang diperkirakan total seharga Rp. 120.000.000,-
yang terdepresiasi selama 2 tahun, sebulan Rp. 5.000.000,-
Total perkiraan biaya operasional sehari-hari selama sebulan Rp. 50.000.000,-

Biaya komunikasi meliputi:
Biaya dari penyedia isi ke badan, diharapkan ditanggung oleh penyedia isi
Biaya dari badan ke tempat penyedia VSAT 128 kbps dengan perkiraan biaya
sebual Rp. 8.000.000,-
Biaya dari Bandwidth satelite untuk multicast $ 2000 perbulan dibulatkan Rp.
20.000.000,- perbulan
Total Biaya komunikasi Rp. 28.000.000,- perbulan

Total keseluruhan Biaya Operasinal perbulan Rp. 78.000.000,-

Jika setiap titik dikenakan biaya perbulan sekitar Rp. 500.000,- untuk
mencapai titik impas maka akan dibutuhkan sejumlah 156 titik.

Jika diperkirakan dalam 1 bulan bisa mendapatkan 10 pelanggan baru atau titik
maka operasional dalam 2 tahun baru mencapai titik yang mulai menguntungkan.

Alternatif pembiyaan

Pembiyaan di tanggung langsung oleh penyedia materi. Dalam hal ini penyedia
materi akan dikenakan biaya sesuai dengan pemakaian. Pemakaian ini bisa
diperhitungkan dari jumlah materi yang akan disampaikan atau berdasarkan
biaya tetap setiap bulannya. Dengan pembiayaan yang ditanggung oleh pemberi
materi maka biaya yang ditanggung oleh penerima bisa diambil langsung oleh
penyelenggara penyedia materi, atau semua ditanggung oleh penyedia materi.

Untuk penyedia materi, bisa mendapatkan tambahan dari iklan-iklan yang akan di
masukan dalam materi tersebut. Basis biaya iklan ini bisa diperhitungkan dari
jumlah user yang terangkum dalam program ini.

We will we will rock you

Buddy you’re a boy make a big noise
Playin’ in the street gonna be a big man some day
You got mud on yo’ face
You big disgrace
Kickin’ your can all over the place

We will we will rock you
We will we will rock you

Buddy you’re a young man hard man
Shoutin’ in the street gonna take on the world some day
You got blood on yo’ face
You big disgrace
Wavin’ your banner all over the place

We will we will rock you
We will we will rock you

Buddy you’re an old man poor man
Pleadin’ with your eyes gonna make you some peace some day

You got mud on your face
You big disgrace
Somebody better put you back in your place

We will we will rock you
We will we will rock you

Dasar Marketing dikehidupan sehari-hari


Marketing ceritanya cuman sekitar 3C STP 4P
3C Costumer, Competitor, Company
Kalau dalam kehidupan sehari hari company bisa diibaratkan pengenal diri
sendiri, Competitor bisa diibaratkan temen kantor atau temen main yang punya
kemampuan sama, sedangkan Costumer anggap aja siapa sih yang kita servis.
Pada umumnya yang pertama kali dilakukkan adalah pengenalan diri sendiri, kita
mesti tahu apa kekuatan kita, apa kelemahan kita, kemudian ada faktor
eksternal, misalnya kondisi kantor, atau kampus, lokasi rumah, orang tua,
inipun kebagi yang satu ngedukung sedangkan satu lagi hambatan. Bahasa
kerennya analisa ini disebut SWOT (Strength, Weakness, Opertunities, Threat).
Kadang secara nggak sadar ini udah dilakukan, mungkin lebih baik lagi kalau
ditulis jadi lebih gampang analisanya.
Consumen anggep aja pihak yang dilayani. Di kerjaan bisa aja consumen berbagai
macam bisa orang yang bener-bener konsumen atau bisa juga mesin. Prinsip
dasar di marketing: konsumen adalah raja. Dalam dunia kerjapun secara nggak
sadar kita selalu mengerjakan yang terbaik untuk pekerjaan kita. Kalau
konsumen bener-bener real nggak usah dibahas deh. Udah kelihatan kalau
mengabaikan konsumen bos bakalan marah. Misalnya kamu sebagai montir motor,
nah anggep aja motor tuh sebagai kostumer, pasti diperbaiki dengan
sebaik-baiknya, kalau cuma setengah-setengah mah bisa didampart bos karena
motor tuh rusak lagi, atau sebagai programer, anggep aja software yang dibuat
sebagai konsumen, pasti dibuat sebaik mungkin dengan bug sesedikit mungkin.
Dalam hal ini survey terhadap konsumen selalu diperlukan. Dengan survey ini
bisa ketahuan kebutuhan konsumen. Istilah gayanya adalah market research
(riset pasar). Dengan riset pasar ini diharapkan apa yang kita kerjakan
sesuai dengan kemauan konsumen dan konsumen mau memakainya (kalau dalam
bentuk barang mau bayar).
Competitor, adalah pesaing kita. Kalau dalam dunia kerja kompetitor bisa jadi
rekan sekerja. Dengan adanya kompetitor setidaknya ada persaingan antara
rekan. Dalam dunia nyata adalah perbandingan antara monopoly dan persaingan
bebas. Dalam monopoly ada kecenderungan ineffiensi karena tidak adanya
pembanding. Sedangkan pada persaingan bebas setiap peserta akan berbuat
seefisien mungkin untuk bisa survive di pasar. Jaman sekarang memusuhi
kompetior udah nggak model. Ada istilah coopetitor yang berarti Corporatif
dan Competitor, yang mensyaratkan bekerjasamalah dengan kompetitor. Dalam
dunia nyata walaupun ada persaingan dengan rekan kerja, tetapi jauh lebih
baik diajak kerjasama dibandingkan memusuhipesaing tersebut.kadang kita
mengetahui kemampuan pesaing kita. Kata keren untuk ini adalah market
intelejen. Konotasinya bukan seperti agen rahasia di film. Kadang lebih
sederhana dan jauh lebih efektif dan yang pasti legal. Sebagai contoh dengan
mengunjungi web site maka bisa diperkirakan apa saja kemampuan perusahan
tersebut. Web site sebagai sarana promosi bermata dua juga sebagai sasaran
market intelejen. Web site tersebut bisa dianalisa untuk mengetahui kemampuan
dari perusahaan, pelanggan, kemampuan, kunggulan technology. Dalam dunia
nyata kadang ini secara nggak sadar dilkuukan terhadap rekan kerja. Melihat
kemampuan rekan kerja dan membandingkan dengan diri sendiri merupakan salah
satu dari market intelejen.

Market research dan market intelejen kadang menjadi satu dalam praktek
dilapangan. Misal anda kerja di rinso, pada saat tanya ke warung berapa
banyak rinso kejual, berapa banyak total jualanya, merk lain apa saja. Dari
sini langung diketahui beberapa tingkah laku konsumen, misalnya diterjent
yang umumnya dipakai, alasan pemilihan diterjent, pada saat yang juga
diketahui berapa persen penetrasi rinso di pasar, siapa saja pesaing, kenapa
musuh bisa lebih unggul. Walaupun ada kemungkinan di warung lain memeperoleh
hasil yang berbeda tetapi ada kecederungan hasil akan hampir sama.

3C tersebut bisa digambarkan sebagai sebuah segitiga yang saling berhubungan.
Berdasarkan 3 C tersebut maka kemudian dilakukan STP (Segmentation, Targeting
Positioning). Segmentasi adalah membagi pasar menjadi golongan-golongan.
Pengolongan tersebut makin banyak makin baik karena nantinya akan bisa
mencapai target yang lebih mendetail. Segmentasi bisa bermacam-macam dan
ditentukan sendiri. Segmentasi bisa berdasarkan: geografi, umur, kelamin,
besarnya perusahaan, bentuk organisasi atau bentuk lain. Contoh dalam produk
silet, gillete mengeluarkan produk gillete II, dengan kisaran harga 30 ribu
rupiah ke atas, dlam hal ini jika segementasi berdasarkan kelamin, maka
Fillete masuk targetingnya masuk dibagian pria, sedangkan dengan harga 30
ribu rupiah ketas, maka bisa digolongkan masuk ke segmen menengah atas,
karena untuk golongan menengah bawah bisa memakai silet yang berharga 5
ribuan, secara kasar Gillete II ini dalam targetingnya adalah untuk pria
dengan ekonomi menengah keatas. Terlihat disini bahwa pengolongan lebih dari
satu (gender dan kemampuan ekonomi) dengan segmen lebih banyak maka bisa
dibuat targeting yang makin tajam dan lebih fokus ke keunggulan produk itu
sendiri. Disini mulai terlihat bahwa pasti ada perbedaan antara Gillete
5000-an dan 30 ribuan lebih. Segmentasi dan targeting biasanya dibicarakan
sebagai satu kesatuan, dalam membicarakan segmentasi otomatis membicarakan
juga targetnya. Positioning sedikit berbeda. Banyak kesalahan yang terjadi
dimana ketika ditanya positioningnya apa maka yang dijawab adalah targetnya.
Sebagai contoh susu ultra dalam kemasan. Merupakan susu cair, kalau dilihat
dari produknya sendiri maka sebenarnya susu ultra bersaing dengan dancow,
susu bendera dan yang lainnya, tetapi apabila dilihat lebih teliti maka akan
terlihat perbedaanya, Susu Ultra memposisikan dirinya sebagai minuman ringan.
Susus Ultra tidak bersaing dengan Dancow, Bendera dan sejenisnya, tatapi
bersaing dengan CocaCola, the botol dan sejenisnya. Harus dilihat disini susu
Ultra memposisikan dirinya sebagai sebagai minuman ringan, bukan sebagai susu
bersaing dengan produk susu konvensional yang lain. Position merupakan salah
satu bagian yang sulit dari bagian STP. Posisi merupakan bagaimana konsumen
memandang atau berpikir tentang sebuah produk.
STP aplikasi dalam dunia kerja tentu saja bisa diaplikasikan. Dalam bekerja
tentunya jenis pekerjaan ada banyak. Bahkan dalam satu rutinitaspun tetap ada
pilihan atau pengolongan pekerjaan. Saya sebagai network Engineer mempunyai
beberapa macam pekerjaan yang harus ditangani, misal troble shutting network
jika network bermasalah, riset mengenai network yang baru, menuliskan
beberapa petunjuk sederhana di network, dan yang lain. Dismaping itu network
juga terbagi atas beberapa bagian misalnya network dengan basis novel,
network dengan TCP/IP, atau Network Operating System Walaupun tidak dibahas
dengan terstruktur maka bisa dilihat segmentasi yang lebih dari satu misalnya
jenis-jenis network, operating system dll. Dari begitu banyak pada satu saat
saya hanya bisa mengerjakan satu hal. Hal tersebut bisa disebut sebagai
targeting. Sedangkan untuk posisi maka sebagai apakah saya mengerjakan hal
tersebut, apakah pengerjaan rutin sebagai engineer biasa, atau sebagai
instruktor yang membimbing, atau sebagai expert sebagai troble shooter.
Kadang positioning tergantung pula dari jenis pekerjaannya.
4P (Product, Price, Promotion, Place) adalah bagian setelah STP. STP adalah
pemunjang dari 4P. 4P dalam bahasa kerennya disebut Marketing Mix. Bagian
yang penting dari marketing mix ini tidak selalu sama untuk setiap produk.
Sama saja dalam penerapan untuk pengembangan pribadi. Ada yang bermain
diharga, dengan alasan efiktifitas sehingga dapat dicapai harga yang ekonomis
(rendah). India adalah contoh dimana penerapan harga menjadi penting. India
sangat dikenal sebagai bangsa yang mau dibayar rendah untuk pekerjaan yang
sama yang dilakukan sama bulle (Amerika & Eropa). Jika tidak mempunyai
keunggulan sama sekali di lapangan pekerjaan, maka cara ini adalah cara yang
paling mudah untuk mendapatkan pekerjaan. Kalau yakin dengan kemampuan diri
sendiri, maka ini bagian dari produk adalah yang terpenting